Sunday, October 4, 2009

Religion (Muslim)

Agama merupakan mata kuliah wajib dalam semua universitas. Di London School mata kuliah agama didapatkan pada semester IV. Banyak sekali materi - materi agam yang dikembangkan dalam mata kuliah ini. Salah satu contohnya ialah :

OLD EGO & NEW EGO

Ego adalah sesuatu yang mendasar dalam diri tiap manusia. Sebagai ciptaan Allah SWT, manusia mempunyai hati yang sifatnya dapat terpengaruh oleh berbagai hal duniawi, dan terkadang apabia kekuatan hal – hal yang negatif lebih banyak diterima oleh hati manusia, maka akan timbul sifat negatif yang dipancarkan oleh seseorang. Hal –hal negatif disini dapat berupa perasaan iri hati, dengki, marah, egois, dan hal buruk lainnya. Hati manusia dibagi menjadi tiga bagian, yaitu Id (bawah sadar manusia), Super ego yang berupa prinsip – prinsip yang baik, dan juga Ego, atau disebut New Ego yang mampu melepas perasaan sakit.


Dalam keseharian kita sebagai manusia yang tidak sempurna,  terkadang kita tidak dapat menghindari timbulnya perasaan perasaan ego yang tidak baik akibat perasaan yang selalu merasa sakit. Akibat perasaan yang tersakiti itulah, timbul nafsu yang dikendalikan oleh ego dan membuat kita berbuat tidak baik . Hal ini juga terjadi pada diri saya dan sayapun sering merasakan bahwa sangat sulit untuk melepas rasa ego yang tidak baik dan menggantikannya dengan new ego dimana perasaan sakit dalam diri dapat dihilangkan.

Sebagai contoh, perasaan Old Ego dimana hati saya dikendalikan oleh nafsu dan selalu merasa sakit seringkali saya alami dalam dunia pertemanan.  Sebagai makhluk sosial yang hidup dengan orang banyak, saya sadar bahwa saya harus menjalin hubungan baik dengan setiap orang. Namun kenyataannya, apabila saya pernah merasa tersakiti oleh orang lain, saya sulit untuk melepas rasa dendam tersebut sehinnga suatu kali saya pernah bertemu dengan situasi dimana old ego saya sebagai manusia muncul. Suatu ketika, seorang teman yang sebelumnya pernah membuat saya sakit hati  ( sebut saja A ) dengan perkataan dan perbuatan yang semena mena terhadap saya berkata bahwa ia sedang membutuhkan bantuan saya dalam hal pelajaran untuk menghadapi ujian akhir. Dia sendiri mengalami kesulitan dalam belajar karena dia jarang masuk kuliah sehingga bahan untuk dia pelajari kurang. Saya sendiri juga mengalami kesulitan untuk belajar karena tidak mengetahui dengan lengkap bahan untuk ujian tersebut. Namun ketika saya lebih dahulu mendapatkan informasi penting tentang pelajaran tersebut, timbul perasaan egois dari diri saya untuk tidak memberitahukan informasi tersebut kepada A, padahal saya tahu bahwa ia benar – benar sedang mengalami kesulitan. Akibat A dulu sering membuat saya sakit hati, saya tidak mau melihat ia menjadi sukses, saya merasa harus bersikap egois demi kepentingan diri saya sendiri, saya tidak mau membantu A karena tidak ingin melihat dia sukses apalagi dia sering membuat saya sakit hati. Pada saat ini, perasaan Old Ego saya sangatlah besar, sayapun menjadi orang yang sangat egois dan tidak mau membantu orang lain. Saya juga merasa senang apabila melihat A kesusahan karena mengingat – ingat perbuatan jahat yang sering dia lakukan dahulu dan membuat saya sakit hati.

Akan tetapi, setelah beberapa lama saya mempertahankan Old Ego dalam diri saya, rasa tidak tenang pun muncul.  Meskipun saya sangat sakit hati dengan perbuatan A, dan merasakan kepuasan saat melihat dia kesulitan sedangkan saya sukses, akan tetapi saya merasa tidak tenang dan iba dengan  keadaan tersebut. Timbul perasaan di dalam hati saya bahwa tidak ada salahnya menolong A meskipun hanya satu kali saja. Timbul perasaan di hati saya untuk mencoba bersabar dengan kelakuan A yang sering membuat saya sakit hati. Suatu saat, ujian akhir masih berlangsung, saya memutuskan untuk membuka diri dan membuang perasaan egois dalam diri. Saya akhirnya menawarkan bantuan kepada A untuk mengajarkan dia pelajaran demi keberhasilan ujian akhir ini. Setelah ujain akhir berlangsung, A berkata bahwa ia berhasil mendapatkan nilai yang baik akibat bantuan saya. Meskipun setelah itu perbuatan dan sifatnya tidak berubah, tetap A yang tidak peduli akan perasaan orang lain, tetapi saya merasakan adanya suatu kepuasan batin saat saya mempu melepas sikap old ego saya yang tetap mempertahankan rasa sakit dalam hati dan merubahnya menjadi suatu ego yang sudah tidak lagi merasakan sakit. Saya mampu melupakan perasaan sakit hati dalam diri saya dan menghilangkan perasaan egois sehingga tidak mau melihat orang lain sukses, hanya ingin kesuksesan ada pada tangan saya saja. Saya merasa mampu mengatur antara Id dan super ego saya agar seimbang, meskipun awalnya saya sangat egois dengan tidak mau membantu, tapi saya akhirnya dapat menyeimbangkannya dengan sikap mengalah demi kebaikan. Saya merasa percuma apabila terus mempertahankan old ego dalam diri saya, karena dengan demikian, perasaan sakit dalam hati saya tidak akan hilang sampai kapanpun, perasaan tersebut akan selalu ada dalam diri saya karena saya yang tidak mempunyai usaha untuk menghilangkannya. Ternyata setelah saya merasakan new ego dalam diri saya, perasaan lebih tenang –pun saya dapatkan, karena rasa sakit itu telah mampu saya abaikan dan saya ganti dengan perasaan tulus dan ikhlas dengan kebahagiaan orang lain.


1 comment:

  1. saya setuju sekali dgn artikel tersebut,maka dr itu manusia bukanlah mahluk yg sempurna dan tidak akan pernah menjadi sempurna utk bisa terus melanjutkan hidup yang sudah diatur oleh-Nya

    ReplyDelete