Monday, October 12, 2009

INDONESIAN COMMUNICATION SYSTEM

Indonesian Communication System. mahasiswa diajarkan bagaimana pola komunikasi di negara kita, yang juga dipengaruhi oleh beragamnya suku bangsa yang ada di Indonesia. Namun, seiring perkembangan jaman sekarang ini, pola komunikasi di negara kita yang dicitrakan dengan beragam cara terkadang telah menghilangkan nilai dan pola komunikasi Indonesia yang terkenal baik.
Dalam studi kasus ini, saya mengambil tema pencemaran nilai sosial dalam sinetron Indonesia yang ditayangkan di Stasiun TV Swasta. Sinetron yang saya akan bahasa ialah cinta fitri.



SINOPSIS:

ANAK adalah harta yang tidak ternilai harganya. Tidak heran bila kehadiran seorang anak akan semakin merekatkan tali kasih di antara suami dan istri. Bahagia akan kehadiran seorang anak kini dirasakan pula oleh Fitri dan Farrel. Setelah melalui perjuangan panjang, buah cinta Fitri dan Farrel akhirnya lahir dengan selamat. Farrel lantas meminta Bu Lia memberikan nama untuk anak mereka. Telanjur malu lantaran selalu bersikap jahat pada Farrel, Bu Lia pun menolak permintaan itu.


Namun Farrel meyakinkan kalau permintaan itu merupakan suatu kehormatan, karena Bu Lia adalah ibu yang sangat dicintai dan dihormati oleh Farrel. Penuh haru, Bu Lia akhirnya memberi nama Raffa Emeraldi Hutama untuk anak Fitri dan Farrel.
Setelah kelahiran Raffa, Bu Lia memohon Farrel agar kembali ke rumah Hutama. Perempuan separuh baya itu mengingatkan Farrel akan amanat Hutama sebelum meninggal, menjaga keluarga dan Retro dari apa pun juga. Apa boleh buat, Farrel dan Fitri tak kuasa menolak permintaan Bu Lia.


Sebaliknya, Mischa dan Faiz terkejut melihat kepulangan Farrel, Fitri, dan Oma ke rumah. Terlebih ketika Bu Lia meminta Farrel untuk kembali bekerja di Retro. Dengan segala cara licik dan tidak kemanusiaan, Mischa dan Faiz berusaha menghancurkan kepercayaan Bu Lia pada Farrel. Dengan sengaja, Mischa meninggalkan petunjuk yang membuat Farrel mencurigai Faiz kalau dia bukan anak kandung Hutama. Lantaran penasaran, Farrel dan Fitri mencoba menyelidiki hal tersebut. Bu Lia yang mengetahui niat mereka menjadi marah dan meminta Farrel dan Fitri agar tidak lagi memfitnah serta membuat keluarganya cerai berai. Di sisi lain, Faiz yang licik selalu berusaha terlihat sebagai anak baik dan saleh di depan Bu Lia.


Dalam sinetron cinta fitri ini banyak sekali pembodohan dalam kehidupan realita. Sinetron ini menayangkan beratus – ratus episode sampai dibuat DVD serial. Dalam setiap episode selalu aja ada adegan pencemaran nilai – nilai social. Contoh, kelicikan Mischa untuk mengnyingkirkan fitri.  Bedasarkan yang saya lihat di TV sinetron cinta fitri ini mengajarkan sisi positif dan negative dari kehidupan kita sebagai manusia.
Sisi positive yang diajarkan ialah selalu sabar dan tabah dalam menghadapai cobaan yang ada. Cinta yang tulus dapat membuat segalanya berjalan dengan baik. Contoh dalam sinetron ini adalah Fitri dan Farell. Dimana mereka berdua selalu sabar dan tabah menghadapi perilaku Mischa yang ingin menyingkirkan Fitri. Cinta Fitri dan Farell tidak terpengaruh oleh kelakuan Mischa terhadap mereka berdua. Tetapi dalam sisi positive itu ada juga sisi negativenya yaitu mengajarkan para penonton untuk berbuat licik dan keji seperti yang dilakukan ,Mischa terhadap Fitri dan Farell. Kelakuan Mischa dan Faish sudah sangat keterlaluan. Mereka menghalalkan segala cara untuk mengsingkirkan Fitri dan Farell. Mischa dan Faish telah memberti contoh kepada penonton untuk berbohong agar keinginan mereka semua tercapai. Selain itu mereka berdua memberikan contoh adegan – adegan ekstrim kepada para penonton.
Perfilman di Indonesia sangatlah kurang. Para sutradara sinetron selalu saja membuat scenario yang mencemarkan nilai – nilai social. Screario semacam itu dapat membuat para penonton mencontoh atau meniru hal tersebut. Terlebih anak dibawah umur, mereka pasti akan berfikir bahwa adegan itu realita. Maka dari itu seharusnya sinetron semacam ini harus ditayangkan diatas jam 10 atau 11 malam  menghindari ditontonnya para anak – anak dibawah umur. Selain itu para orangtua pun harus memberitahu dan mengajarkan anak – anak mereka agar tidak seperti itu. Lebih bagus kalau mereka dilarang untuk menoton sinetron Indonesia. Disamping anak dibawah umur pun banyak para remaja dan orangtua yang tergila – gila dengan sinetron Indonesia. Entah apa yang mereka pikirkan sampai bisa menyukai sinetron. Semua sinetron Indonesia adalah pembodohan.
Dalam perkembangan zaman sekarang di Indonesia semakin merambah sintron – sinetron yang tidak berkualitas dalam nilai – nilai social. Setiap sinteron selalu saja ada atau pemeran yang licik dan jahat. Pemeran itu selalu mempunyai adegan yang menyimpang sehingga dapat berdampak buruk dan negative kepada para penonton. Pencemaran nilai – nilai social itu bisa berupa ide – ide  jahat atu licik dari si pemeran. Banyak sekali pembodohan dalam dunia perfilman Indonesia. Terkadang yang tidak masuk akal pun di masukan kedalam cerita. Sungguh ironis sekali melihat perkembangan film bangsa ini. Hanya ada 1 atau 2 film saja yang bisa kita contoh.
Seharusnya dalam perkembangan zaman ini Indonesia membuat sinteron – sinetron yang berkualitas agar para generasi penerus mencontoh dan mendalami maksut dari adegan itu. Jadi tidak hanya menonton tetapi juga belajar.





No comments:

Post a Comment