Silmy Karim
Tiga kata menjadi pegangan Silmy Karim dalam hidup yaitu kemauan, kemampuan, dan keberuntungan. Pengalaman hidup pengusaha muda ini menunjukkan, tanpa salah satu dari tiga aspek itu, kesuksesan rasanya jadi sulit digapai. Bagaikan masakan, ada satu bumbu lagi yang harus ditambahkan : kedisiplinan.
Gemar berseloroh, terlihat bagaimana Silmy memadukan energi muda dengan pengalaman orang-orang yang lebih tua di sepanjang perjalanan hidupnya. Seperti saat ia hanya dalam waktu tujuh bulan mempersiapkan Giant Hypermarket di Bandung, mulai dari konstruksi sampai mal itu terisi dan tertata baik saat pembukaannya, Oktober 2003. "Namanya juga masih muda, ingin coba semuanya, maklum, kelebihan energi dan cita-citanya masih selangit," katanya saat ditanya, tentang deretan perusahaan yang bergerak dalam berbagai lini. Mulai dari restoran sampai hotel, serta properti sampai periklanan.
Pengusaha yang berusia 31 tahun ini, memulai usaha sejak kuliah di Fakultas Ekonomi Trisakti, kini telah merambah di berbagai bidang. Perusahaannya yang pertama ia dirikan tahun 1995, PT Integra Media Promosindo yang kini berubah menjadi PT Infiniti eksis pada bidang usahanya, multimedia dan periklanan. Ia juga berhasil menggandeng beberapa brand terkemuka seperti TNT Logistic dan PT Tigaraksa Satria Tbk untuk bekerja sama, berturut-turut dengan PT Silka Citra Utama yang bergerak dalam bidang perdagangan dan transportasi serta PT Airess Mega Utama, sebuah perusahaan air minum kemasan. "Semua ini hasil kerja keras saya dan kedisiplinan," katanya menekankan.
Ditanya soal persepsinya atas dunia bisnis Indonesia, bagi Silmy, Indonesia itu bagaikan surga bagi mereka yang bisa melihat peluang. Adanya sumber daya alam yang melimpah bisa juga jadi keunggulan tambahan, terutama bagi pengusaha muda yang berani menyerempet-nyerempet bahaya. Namun, ia memberi catatan kecil. "Sayangnya, jumlah pengusaha kita masih sedikit, dan dari yang sedikit itu pun lebih sedikit lagi yang benar-benar berkualitas dan punya daya saing terhadap dunia internasional," kata Silmy kali ini dengan serius.
Selain kesibukannya dalam dunia bisnis, ia juga aktif di berbagai organisasi. Selain menjadi Ketua Pengurus Soegeng Sarjadi Syndicated, Silmy juga menjadi Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri Asosiasi Perusahaan Air Minum Dalam Kemasan Indonesia, dan Ketua Kompartemen Litbang dan Diklat HIPMI Jaya.
Kalau akhir pekan, jangan kaget kalau melihat Silmy sedang duduk di atas Harley Davidson, meliuk-liuk di jalan-jalan raya Jakarta ke arah Taman Ria Senayan, tempat dua usaha restonya berada : TGI Fridays, Italiannis and Front Row Sports Grill. "Saya senang ngobrol dengan karyawan-karyawan saya di saat-saat informal, soalnya kalau rapat kan kita nggak bisa mendapatkan masukan dari mereka dalam situasi yang bebas gitu, lagian, saya selalu merasa 'hidup' kalau berada di lokasi operasi," katanya.
"Ah, tapi jangan serius-serius lah," katanya. Kali ini Silmy bercerita tentang kedua anaknya, Raska (6) dan Keisha (3). Di sela-sela kesibukannya, telepon dari Raska rupanya menjadi agenda penting bagi Silmy. "Kita harus tunjukin dong kalau kita sayang dan kangen," katanya. Tidak heran, akhir pekan Silmy beserta istrinya, Maharani, seorang dokter gigi sering dihabiskan bersama anak-anak di Timezone. Atau, kadang-kadang ia mengajak Raska ikut merasakan kenikmatannya mengelap motor gede Ducatti atau Harley Davidson limited edition 1998 yang merupakan kesayangannya. Soal makan, setengah bercanda serta setengah berpromosi, Silmy menyebut makanan favoritnya : "Jack Daniels Grill di TGIF dong.... hmmm... itu seh nggak ada yang ngalahin."
No comments:
Post a Comment