Thursday, February 23, 2017

Dirga Arkananta Prasagi

Awalnya aku berencana proses melahirkan melalui persalinan normal, tapi Allah berkehendak lain. Semua usaha sudah aku lakukan agar bisa melahirkan secara normal. Setiap pagi aku berjalan kaki, mengepel lantai rumah, mencuci dengan posisi jongkok dan pastinya aku mengikuti senam hamil agar bisa belajar pernafasan saat mengejan nanti.

Kecewa dan merasa gagal menjadi Ibu sepenuhnya karena pada akhirnya aku menjalani proses persalinan caesar. Tetapi saat masuk ruang operasi aku selalu berfikir kalau ini adalah jalan yang dipilih juga oleh anakku. Aku ga boleh egois memaksakan untuk lahiran normal. 

Rasa kecewa dan gagal itu hilang semuanya saat aku mendengar tangisan bayi mungil yang keluar dari perutku. Kebetulan suami ku masuk ke dalam ruang operasi saat proses persalinan. Suami pun sampai meneteskan air mata saat mendengar tangisan bayi kami. 

Alhamdulillah telah lahir putra pertama kami, sehat walafiat pada tanggal 1 Juli 2016 hari Juma't dengan proses kelahiran caesar, pada jam 10.10 pagi. Rasa senang bahagia haru semua jadi satu.


Welcome Dirga Arkananta Prasagi

Setelah Dirga lahir, dr. I. G. Ayu Partiwi , SpA MARS langsung membersihkan Dirga dan langsung menaruh Dirga ke dada aku untuk melakukan proses IMD (Inisiasi Menyusui Dini). 
   
Proses IMD tidak begitu lama karena menurut dr Tiwi apabila IMD dalam ruang operasi lama maka kasihan si bayi itu kedinginan. Akhirnya proses IMD pun hanya berlangsung 5 menit. 

IMD selesai, Dirga langsung dibawa ke ruang bayi untuk di-adzan-kan oleh ayah, ditimbang dan diukur panjangnya. Sedangkan aku? Aku harus masuk ruang pemulihan dulu selama 3 jam. 3 jam rasanya seperti 12 jam. Kenapa? Karena aku tidak sabar ingin melihat dengan jelas dan menyusui Dirga, ingin tahu bagaimana keadaan Dirga. 

Aku baru bisa ketemu Dirga saat aku sudah pindah ke kamar pasien. Tapi karena hari juma't jadi aku pindah ke kamar pasien menunggu suami aku selesai shalat jum'at. Deg-deg an sekali untuk bertemu Dirga, deg-degan nya ngalahin first date pertama kali sama suami hahahahaha..

Jam shalat juma't sudah selesai, aku selalu bertanya kepada suster diruang pemulihan 'sus kapan ya aku bisa pindah? kok lama banget?'. Suster menjawab 'sebentar ya bu, tunggu kami ganti shift dulu'. Ya Allah makin lama lagi aku pindah ke kamar, makin lama lagi deg-degan aku. 

Aku selalu melihat jam, rasanya lama banget jam berjalan. Karena selama didalam ruang pemulihan aku ga boleh bertemu dengan suami, jadi aku bener-bener kesepian dan penasaran dengan kondisi Dirga.

Jam 14.00 suster datang dan memindahkan aku ke kasur kamar pasien. Alhamdulillah yang artinya aku sudah bisa pindah ke kamar dan bertemu dengan keluarga-keluarga aku. Terutama bisa bertemu dengan Dirga. Proses pemindahan dari ruang pemulihan ke kamar memakan waktu 45 menit. 

Saat sampai dikamar sudah ramai sekali keluarga ku yang turut bahagia dengan kelahiran Dirga. Tetapi Dirga masih dikamar bayi karena dikamar pasien terlalu ramai. 

Jam 17.00 keluarga mulai pulang satu per satu, dan pada jam 17.30 suster mengantarkan Dirga ke kamar aku. Subhanallah ganteng banget anak ku, putih bersih, semua lengkap dan normal.

Pertama kali menggendong Dirga 

Pada saat menggendong Dirga aku langsung menyusuinya. Alhamdulillah Kolostrum langsung keluar walaupun tidak banjir. Saat malam hari Dirga tidur bersama dikamarku. Di RSIA Bunda memberlakukan Room In (Bayi boleh tidur bersama Orangtuanya dikamar pasien). Malam pertama tidur bersama anak sendiri. Alhamdulillah :)

No comments:

Post a Comment